Kamis, 04 Maret 2010

8 Juta Wanita Hamil Alami Komplikasi Persalinan Tiap Tahun

8 Juta Wanita Hamil Alami Komplikasi Persalinan Tiap Tahun

Angka Kematian Bayi dan Angka Kematin Ibu merupakan dua indikator sensitif untuk menilai derajat kesehatan masyarakat. Kematian ibu diantaranya disebabkan oleh komplikasi saat melahirkan. Menurut temuan WHO baru-baru ini, disebutkan bahwa sekitar 8 juta wanita hamil tiap tahunnya menderita komplikasi sebagai akibat dari Infeksi Menular Seksual (IMS).

Menurut situs resmi organisasi Kesehatan Dunia, diperkirakan dari jumlah tersebut, sebanyak 529.000 diantaranya berada di negara-negara berkembang. Jumlah ini meninggal selama hamil dan saat melahirkan diakibatkan oleh faktoryang dapat dicegah. Faktor-faktor tersebut terkait dengan kondisi pelayanan kesehatan. Para pemimpin WHO dan UNFPA ( United Nations Population Fund) tengah berkoordinasi untuk melakukan langkah menindaklanjuti buruknya derajat kesehatan reproduksi dan seksual, dan mengurangi dampaknya terhadap ibu, bayi dan anak-anak.

Secara global, minimnya pelayanan kesehatan reproduksi dan seksual telah berdampak pada tingkat kematian ibu dan peningkatan jumlah Infeksi Menular Seksual (IMS), khususnya di negara-negara berkembang. WHO memperkirakan bahwa 340 juta kasus baru IMS oleh bakteri, seperti Chlamidia dan Gonorrhea terjadi tiap tahun pada kelompok umur 15-49 tahun. Banyak jutaan kasus infeksi virus termasuk HIV terjadi tiap tahunnya. Kasus IMS, human papilloma virus (HPV) biasanya berhubungan dengan kanker serviks yang didiagnosa terdapat pada lebih dari 490.000 wanita dan menyebabkan 240.000 kematian tiap tahun.

Sekitar 8 juta wanita yang hamil tiap tahunnya menderita komplikasi sebagai akibat dari IMS dan buruknya kesehatan seksual. Setiap tahun, diperkirakan 529.000 wanita hampir seluruhnya berada di negara-negara berkembang, meninggal selama hamil dan saat melahirkan diakibatkan oleh penyebabyang dapat dicegah.

” Terdapat kekhawatiran akan adanya peningkatan jumlah dan keparahan IMS,” kata Dr Anders Nordstr?m, mewakili Direktur Jenderal WHO. “Mereka menyebabkan secara langsung kepada kematian dan kesakitanyang dapat dicegah. Tidak dapat diterima ,jika hingga hari ini seorang wanita meninggal saat melahirkan, atau seseorang yang terinfkesi HIV akibat kurangnya informasi dan sumberdaya/fasilitas ” Imbuhnya.

Generasi muda merupakan kelompok rentan dalam hal ini. Lebih dari 100 juta IMS yang dapat dicegah terjadi tiap tahun dan menurut WHO, terdapat fakta mencengangkan, dimana sebesar 4,1 juta infeksi HIV baru terjadi pada kelompok umur 15-24 tahun. Pada kelompok umuryang aktif secara seksual (10-19 tahun), permasalahan kesehatan reproduksi dan seksual terdiri dari kehamilan dini, aborsi yang tidak aman, IMS termasuk HIV, dan kekerasan dan penyimpangan seksual.

” Nampak jelas bahwa tujuan MDGs yang ke 4 dan 5 untuk mengurangi kematian ibu dan anak tidak dapat dicapai tanpa adanya investasi pada kesehatan reproduksi dan seksual,? kata Direktur Eksekutif UNFPA, Thoraya Ahmed Obaid. ? Sebagai contoh, mengurangi Kehamilanyang tidak diinginkan dan mengurangi kebutuhan yang tidak terpenuhi dari program KB merupakan intervensi penting dalam mengembangkan kesehatan ibu dan mengurangi kematian bayi. Kini, di negara-negara berkembang, dan negarayang sedang menjalani transisi ekonomi-pembanguan diperkirakan 200 juta wanita tidak memiliki akses terhadap program KB.”

Untuk menanggulangi permasalahan kesehatan reproduksi-seksual disusun sebuah Strategi Kesehatan Reproduksi Global. Strategi ini didukung oleh World Health Assembly (WHA) melalui resolusi di tahun 2005 dalam mencapai tujuan pembangunan kesehatanyang telah disepakati secara internasional, termasuk yang terdapat dalam Millennium Declaration, dan juga terdapat dalam kerjasama global kesehatan ibu, bayi yang baru lahir, dan intervensi kesehatan anak. Resolusi WHA tahun ini menyetujui terhadap Strategi Global untuk menyelesaikan masalah IMS.

Para peserta WHA tahun ini menyepakati beberapa prioritas terkait dengan upaya penanggulangan permasalahan IMS di seluruh dunia, yaitu:

* Rencana kegiatan yang terkoordinir dengan baik untuk melaksanakan Pencegahan IMS Global dan strategi pengendaliannya
* Mendukung negara-negara untuk meningkatkan kemampuan tenaga kesehatan pada negara-negara target
* Rencana kerja yang terkoordinir dalam pengembangan kesehatan reproduksi, ibu, dan umur dewasa
* Menyusun sebuah kerangka kerja untuk 16 negara di Afrika yang di-cover oleh kerangka kerja strategis yang telah disusun oleh badan-badan PBB
* Advokasi untuk permasalahan seputar kesehatan reproduksi dan seksual dalam rencana ekonomi nasional seperti strategi pengentasan kemiskinan
* Menguatkan hubungan antara HIV dan kesehatan reproduksi-seksual melalui kegiatan terkoordinasi seperti pencegahan HIV, pengobatan dan perawatan
* Terlibat dalam pelatihan yang diselenggarakan oleh tim dari negara-negara target mengenai perencanaan, dan bekerja sama dengan mereka termasuk dalam proses evaluasi kompetensi
* Bekerjasama dengan beberapa negara dalam bidang : kekerasan terhadap wanita, termasuk dalam keadaan darurat, rencana kegiatan di 2 negara untuk memperkenalkan vaksin HPV, sumber daya manusia untuk bidang Kesehatan

” Kita berhadapan dengan kebutuhan mendesak untuk meningkatkan investasi pada bidang kesehata reproduksi-seksual, untuk menjamin akses terhadap pelayanan kesehatan reproduksi-seksual berkualitas, termasuk pelayanan kesehatan remajayang ramah dan kooperatif, dan untuk menghubungkan HIV/AIDS dan pencegahan IMS dengan pelayanan kesehatan reproduksi-seksual” kata Obaid.

” Advokasi dan dukungan negara-negara akan menjadi elemen penting bagi semua upaya untuk menurunkan dampak kesehatan reproduksi-seksual yang buruk,” kata Dr Nordstr?m. “Fakta menunjukkan bahwa investasi dalam bidang kesehatan reproduksi-seksual, termasuk program KB merupakan halyang penting untuk memutus siklus kemiskinan. Hal ini dapat membantu menggerakkan sumberdaya di rumah tangga kepada investasi dalam bidang kesehatan, gizi, pendidikan, dan meningkatkan perkembangan ekonomi dengan hasilyang dapat diukur.” imbuhnya.

Tidak ada komentar: