Jumat, 09 April 2010

Perempuan Di Bawah Pohon Pinus Yang Menangkapi Angin Dari Arah Pantai



ia perempuan di bawah pohon pinus. perempuan yang pernah bermimpi menelan bulan. si jabang bayi kini terasa menendang-nendang dinding perutnya. sebagaimana para perempuan lainnya yang menunggu kelahiran bayi dari buah cintanya, perempuan itu merasakan hatinya bertambah cantik. ia memulai pagi dengan embun yang berbutir-butir di atas rumput halaman rumah. ia menyudahi senja dengan angin dari arah pantai. sebenarnya ia hanya berusaha menangkapi angin dan siluet kenangan tepat di keningnya.
kenangan begitu rutin menyambanginya di bawah pohon-pohon pinus. lelaki dalam siluet itu tak kunjung bisa diusir. ia tidak habis mengerti. lelaki itulah manusia yang paling ia cintai sekaligus yang paling ia benci.
perempuan yang pernah menelan bulan dalam salah satu mimpinya. perempuan yang menangkapi angin dalam kenangan. ia menemukan tubuhnya sendiri di waktu lampau berputar-putar di depan cermin dalam kamar. ia baru saja mengetahui aroma tubuh seorang lelaki yang sesungguhnya. ia mengingat wajah, nama dan segala apa yang terdapat dalam diri lelakinya melebihi ingatan dan perhatiannya terhadap musim, bunga dan pohon pinus di halaman rumahnya. ia selalu berharap wajah lelakinya tiba-tiba muncul dari jendela kamar yang selalu dibiarkannya terbuka hingga separuh malam. tetapi lelaki itu tidak pernah datang. lelaki yang menjadi rahasia terbesar dalam lipatan-lipatan hatinya. lelaki yang ternyata tidak akan pernah datang dari balik jendela kamar di masa lalu maupun mengetuk di pintu rumahnya di masa depan. kecuali ia hanya seorang lelaki yang pernah berhasil menitipkan benih cinta ke dalam rahimnya.
tidak lama lagi buah hatinya akan lahir ke atas bumi. sejak perempuan itu mengerti tentang kehidupan baru kali ini ia merasa yakin bahwa wajahnya juga purnama. ternyata si jabang bayi kini menyita begitu banyak ruang-ruang dalam cintanya. ia tidak peduli jika bayinya nanti adalah juga lelaki. ia perempuan yang menemukan tubuhnya sendiri sekali lagi di waktu lampau. tapi di bawah pohon pinus ia masih menangkapi angin dari arah pantai.

Tidak ada komentar: